Kesehatan penyakit hati sangat bergantung pada kelancaran berbagai proses di dalamnya, termasuk aliran empedu. Kolestasis hati, atau liver cholestasis, adalah kondisi di mana aliran empedu dari hati terganggu atau berkurang. Empedu berperan penting dalam pencernaan lemak dan pembuangan bilirubin serta produk limbah lainnya dari tubuh. Ketika aliran empedu terhambat, zat-zat ini dapat menumpuk dalam hati dan aliran darah, menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mengenali penyebab, gejala, dan pentingnya penanganan kolestasis sebagai penyakit hati yang berpotensi berbahaya adalah kunci untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan komplikasi serius.
Kolestasis dapat terjadi di dalam hati (intrahepatik) atau di luar hati (ekstrahepatik). Kolestasis intrahepatik disebabkan oleh gangguan pada fungsi sel-sel hati atau saluran empedu kecil di dalam hati. Penyebabnya bisa meliputi hepatitis virus, penyakit hati autoimun (seperti primary biliary cholangitis atau PBC), efek samping obat-obatan, kehamilan (kolestasis obstetri), atau kondisi genetik. Kolestasis ekstrahepatik terjadi akibat penyumbatan pada saluran empedu utama di luar hati, seringkali disebabkan oleh batu empedu, tumor, atau penyempitan saluran empedu.
Gejala kolestasis sebagai penyakit hati dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi penyakit kuning (jaundice), urin berwarna gelap, tinja berwarna pucat, gatal-gatal (pruritus), kelelahan, dan nyeri perut bagian kanan atas. Pada kolestasis kronis, dapat terjadi penyerapan lemak dan vitamin yang buruk, menyebabkan kekurangan vitamin larut lemak (A, D, E, K) dan konsekuensinya.
Mengapa kolestasis sebagai penyakit hati berbahaya dan wajib ditangani? Gangguan aliran empedu yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan hati progresif, termasuk peradangan kronis, fibrosis, dan akhirnya sirosis. Penumpukan bilirubin yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah neurologis pada bayi. Selain itu, penyebab kolestasis ekstrahepatik seperti batu empedu atau tumor dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani.
Penanganan kolestasis tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk kolestasis intrahepatik, pengobatan akan ditujukan pada kondisi spesifik seperti antivirus untuk hepatitis, obat imunosupresan untuk penyakit autoimun, atau penghentian obat penyebab. Untuk kolestasis obstetri, pemantauan ketat dan pengobatan untuk mengurangi gejala dan risiko pada ibu dan bayi diperlukan. Kolestasis ekstrahepatik seringkali memerlukan intervensi untuk menghilangkan penyumbatan, seperti endoskopi, operasi pengangkatan batu empedu atau tumor, atau pemasangan stent pada saluran empedu.
Penting untuk mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala kolestasis. Diagnosis dini melalui pemeriksaan fisik, tes darah (termasuk tes fungsi hati dan kadar bilirubin), dan pemeriksaan pencitraan (seperti USG perut atau MRI) sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab dan memulai penanganan yang tepat.