Hiperglikemia, atau kadar gula darah tinggi, adalah kondisi di mana kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. Kondisi ini umum terjadi pada penderita diabetes, terutama jika pengelolaan gula darah tidak optimal, terlewat dosis obat, atau akibat infeksi dan stres. Meskipun peningkatan gula darah yang ringan mungkin tidak menimbulkan gejala langsung, hiperglikemia yang berkepanjangan atau sangat tinggi dapat menyebabkan komplikasi akut yang serius dan mengancam jiwa, seperti ketoasidosis diabetik (DKA) dan sindrom hiperosmolar hiperglikemik (HHS). Oleh karena itu, penanganan hiperglikemia yang utama adalah memastikan akses ke bantuan medis segera.
Mengenali Gejala Hiperglikemia:
Gejala hiperglikemia dapat berkembang secara bertahap dan mungkin tidak terasa pada awalnya. Namun, seiring dengan peningkatan kadar gula darah, beberapa gejala yang umum muncul meliputi:
- Sering Merasa Haus: Peningkatan kadar gula darah menarik cairan dari sel-sel tubuh, menyebabkan rasa haus yang berlebihan.
- Sering Buang Air Kecil (Poliuria): Ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan gula darah melalui urine, sehingga frekuensi buang air kecil meningkat.
- Mudah Lelah: Kekurangan energi karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar.
- Penglihatan Kabur: Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi lensa mata, menyebabkan penglihatan menjadi buram.
- Kulit Kering dan Gatal: Dehidrasi akibat sering buang air kecil dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.
- Infeksi Berulang: Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi.
- Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab: Meskipun nafsu makan meningkat, penurunan berat badan dapat terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif.
Mengapa Bantuan Medis Segera Sangat Penting?
Hiperglikemia yang tidak terkontrol dapat berkembang menjadi komplikasi akut yang memerlukan penanganan medis darurat.
- Ketoasidosis Diabetik (DKA): Lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Kekurangan insulin menyebabkan tubuh memecah lemak sebagai energi, menghasilkan keton yang bersifat asam dan berbahaya jika menumpuk dalam darah. Gejala DKA meliputi mual, muntah, nyeri perut, napas berbau buah, dan napas cepat dan dalam (Kussmaul).
- Sindrom Hiperosmolar Hiperglikemik (HHS): Lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 2. Kadar gula darah sangat tinggi menyebabkan dehidrasi berat dan peningkatan osmolaritas darah. Gejala HHS meliputi dehidrasi parah, kebingungan, kantuk ekstrem, dan bahkan koma.