Mitos Atau Fakta? Benarkah Golongan Darah Tertentu Lebih Kebal Penyakit?

Di tengah masyarakat, beredar anggapan bahwa orang dengan golongan darah tertentu memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat terhadap beberapa kebal penyakit dibandingkan golongan darah lainnya. Lantas, benarkah demikian? Apakah ini hanya sekadar mitos atau terdapat dasar ilmiah yang mendukung klaim bahwa golongan darah tertentu lebih kebal penyakit? Mari kita telaah lebih lanjut.

Beberapa penelitian memang menunjukkan adanya korelasi antara golongan darah dengan risiko terkena penyakit tertentu. Misalnya, studi yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine pada tanggal 7 April 2025 menemukan bahwa individu dengan golongan darah O cenderung lebih rentan terhadap infeksi bakteri Helicobacter pylori, penyebab utama tukak lambung. Sementara itu, orang dengan golongan darah non-O (A, B, AB) menunjukkan risiko lebih tinggi terkena penyakit tromboemboli vena (VTE). Namun, penting untuk ditekankan bahwa korelasi ini tidak berarti golongan darah tertentu sepenuhnya kebal penyakit tersebut atau sebaliknya.

Anggapan bahwa satu golongan darah secara umum lebih kebal penyakit daripada yang lain adalah sebuah penyederhanaan yang kurang tepat. Sistem kekebalan tubuh manusia sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, tidak hanya golongan darah. Faktor-faktor seperti genetika secara keseluruhan, gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik, tidur), lingkungan, dan riwayat vaksinasi memainkan peran yang jauh lebih signifikan dalam menentukan tingkat kekebalan seseorang terhadap berbagai kebal penyakit.

Golongan darah ditentukan oleh adanya atau tidak adanya antigen tertentu pada permukaan sel darah merah. Antigen ini dapat berinteraksi dengan berbagai patogen (mikroorganisme penyebab penyakit). Beberapa teori menyebutkan bahwa antigen golongan darah mungkin memiliki kemiripan struktural dengan antigen pada patogen tertentu, sehingga mempengaruhi respons kekebalan tubuh. Namun, mekanisme ini masih terus diteliti dan belum sepenuhnya dipahami.

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara golongan darah dan risiko penyakit tertentu, hal ini tidak berarti bahwa orang dengan golongan darah tertentu lantas kebal penyakit tersebut. Risiko hanyalah sebuah probabilitas, dan banyak faktor lain yang turut berperan. Individu dengan golongan darah O tetap bisa terkena VTE, dan individu dengan golongan darah A tetap bisa terinfeksi H. pylori.

Oleh karena itu, alih-alih berfokus pada golongan darah sebagai penentu utama kekebalan tubuh, langkah yang lebih bijak adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan melalui gaya hidup sehat. Ini meliputi mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan mendapatkan vaksinasi sesuai dengan rekomendasi kesehatan. Informasi lebih lanjut mengenai cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat ditemukan di website National Health Service (NHS) Inggris. Kesimpulannya, anggapan bahwa golongan darah tertentu secara umum lebih kebal penyakit adalah mitos yang perlu diluruskan. Meskipun ada korelasi dengan risiko penyakit tertentu, kekebalan tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor yang lebih signifikan.