Mengenal Dermatitis Kontak: Reaksi Peradangan Kulit Akibat Sentuhan Langsung

Dermatitis kontak adalah salah satu jenis peradangan kulit yang umum terjadi akibat kontak langsung dengan zat iritan atau alergen. Kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam, gatal, kemerahan, dan terkadang lepuhan pada area kulit yang bersentuhan dengan zat pemicu. Memahami perbedaan antara dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi, serta mengenali pemicunya, sangat penting untuk pencegahan dan penanganan peradangan kulit jenis ini.

Terdapat dua jenis utama dermatitis kontak. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit terpapar zat yang secara langsung merusak lapisan pelindungnya. Zat-zat ini dapat berupa bahan kimia keras seperti pembersih rumah tangga, pelarut, atau bahkan paparan air dan sabun yang berlebihan. Reaksi peradangan kulit biasanya muncul dengan cepat setelah kontak dengan iritan. Sementara itu, dermatitis kontak alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya (alergen). Reaksi alergi ini membutuhkan paparan sebelumnya terhadap alergen dan gejala peradangan kulit mungkin baru muncul 24-48 jam setelah kontak.

Berbagai zat dapat memicu dermatitis kontak alergi, termasuk logam (seperti nikel pada perhiasan), karet (lateks), parfum, bahan kimia dalam kosmetik atau produk perawatan kulit, dan tumbuhan (seperti poison ivy). Mengidentifikasi alergen spesifik seringkali memerlukan tes alergi seperti tes tempel. Gejala peradangan kulit pada dermatitis kontak alergi serupa dengan dermatitis kontak iritan, namun pemicunya berbeda.

Menurut informasi dari St John’s Institute of Dermatology di London, Inggris, yang ditinjau pada hari Senin, 21 April 2025, pukul 09.30 waktu setempat, “Dermatitis kontak adalah penyebab umum peradangan kulit, dan menghindari kontak dengan zat pemicu adalah langkah terpenting dalam manajemen kondisi ini. Identifikasi pemicu spesifik melalui riwayat paparan dan tes alergi jika diperlukan sangat membantu.”

Penanganan dermatitis kontak berfokus pada meredakan peradangan kulit dan menghindari paparan lebih lanjut terhadap zat pemicu. Mencuci area yang terkena dengan air bersih dan sabun lembut, mengompres dingin, dan menggunakan krim kortikosteroid topikal seringkali efektif dalam mengurangi gejala. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid oral. Mengidentifikasi dan menghindari zat iritan atau alergen spesifik adalah kunci utama dalam mencegah kekambuhan dermatitis kontak dan menjaga kesehatan kulit.