Akibat peningkatan kortisol yang berkelanjutan dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh menjadi melemah secara signifikan. Hormon stres ini, yang dilepaskan berlebihan saat kita mengalami stres kronis, memang berguna dalam respons cepat. Namun, jika kadarnya terus-menerus tinggi, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi seperti flu, pilek, bahkan memicu atau memperburuk penyakit autoimun. Kemampuan tubuh untuk melawan patogen pun berkurang drastis, membuat pemulihan dari sakit menjadi lebih lambat.
Ketika kortisol tinggi secara kronis, produksi dan fungsi sel-sel kekebalan penting, seperti limfosit, dapat terganggu. Limfosit adalah sel darah putih yang berperan krusial dalam mengenali dan menghancurkan bakteri, virus, dan sel-sel abnormal. Akibat peningkatan kortisol, jumlah limfosit bisa berkurang atau aktivitasnya menurun, sehingga pertahanan tubuh melemah dan tidak optimal dalam menghadapi ancaman.
Selain itu, kortisol tinggi juga dapat menekan respons peradangan, yang merupakan bagian penting dari proses penyembuhan tubuh. Meskipun peradangan kronis tidak baik, peradangan akut yang sehat diperlukan untuk melawan infeksi. Akibat peningkatan kortisol yang menekan respons ini, tubuh kesulitan membersihkan patogen dan memperbaiki jaringan yang rusak, memperlambat proses pemulihan penyakit.
Kerentanan terhadap infeksi umum seperti flu dan pilek menjadi lebih sering terjadi pada individu dengan kortisol tinggi. Sistem kekebalan yang melemah berarti tubuh tidak mampu menangkis virus atau bakteri penyebab penyakit tersebut seefektif biasanya. Durasi sakit pun bisa lebih lama dan gejalanya lebih parah, mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan.
Lebih lanjut, akibat peningkatan kortisol kronis, risiko pengembangan atau eksaserbasi penyakit autoimun juga meningkat. Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel sehatnya sendiri. Kortisol dapat memodulasi respons imun sedemikian rupa sehingga kecenderungan ini meningkat, memperburuk kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus.
Maka dari itu, mengelola stres adalah kunci untuk menjaga pertahanan tubuh tetap kuat. Teknik relaksasi, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan nutrisi seimbang dapat membantu menurunkan kadar kortisol. Ini memungkinkan sistem kekebalan berfungsi optimal, sehingga tubuh lebih siap melawan infeksi dan mempercepat pemulihan penyakit jika sakit menyerang.
Singkatnya, akibat peningkatan kortisol yang berkelanjutan, pertahanan tubuh melemah, membuat individu lebih rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit autoimun. Kortisol tinggi kronis menekan sel imun dan respons peradangan, memperlambat pemulihan penyakit. Oleh karena itu, mengelola stres adalah krusial untuk menjaga kesehatan imun dan vitalitas tubuh.